CLOSE
PPKM mulai terjadi pelonggaran
Indeks pada perdagangan kemarin ditutup melemah pada level 6088. Ditransaksikan dengan volume yang cukup ramai jika dibandingkan dengan rata-rata volume 5 hari perdagangan. Indeks dibebani oleh sektor Technology (-1.597%), Basic Materials (-0.743%), Consumer Non-Cyclical (-0.636%), Industrials (-0.156%), Energy (-0.022%), kendati ditopang oleh sektor Properties & Real Estate (0.053%), Financials (0.171%), Infrastructures (0.173%), Healthcare (0.336%), Consumer Cyclicals (1.135%), Transportation & Logistic (2.109%) yang mengalami penguatan walaupun belum signifikan. Indeks pada hari ini diperkirakan akan bergerak pada range level support 6059 dan level resistance 6155. Pada bursa saham US di Wall Street (New York), tiga indeks utama ditutup variatif. Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 0,76%%, S&P 500 naik 0,23%, tetapi Nasdaq Composite melemah tipis 0,07%. DJIA, S&P 500, dan Nasdaq ditutup masing-masing 34.869,63, 4.468,73, dan 15,105.58. Rilisnya Data Producers' Price Index/PPI US yang Cukup Tinggi Kementerian Ketenagakerjaan AS melaporkan, inflasi di level produsen (Producers' Price Index/PPI) pada Agustus 2021 mencapai 8,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Lebih tinggi dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan perkiraan 8,2% sekalgus menjadi laju tercepat sejak November 2010. Dari data inflasi ini semakin menegaskan keyakinan pasar bahwa bank sentral US (The Federal Reserve/The Fed) bisa saja melakukan pengetatan kebijakan atau tapering off pada tahun ini. Tapering akan dimulai dengan mengurangi pembelian surat berharga (quantitative easing) dan puncaknya adalah menaikkan suku bunga acuan. Untuk pertemuan The Fed selanjutnya yang diperkirakan akan membahas hal ini yakni berkisar di 21-23 September. Rilisnya data indikator ini cukup mempengaruhi pergerakan bursa saham US pada akhir pekan lalu. Consumer Expectation Inflation US Bulan Agustus Meningkat 5,2% Hari Senin malam telah rilis data Consumer Expectation Inflation US yang cukup tinggi yakni 5,2% dari sebelumnya 4,8%. Kenaikan pada data ini serta data PPI yang sudah rilis beberapa hari lalu juga mendorong proyeksi para pelaku pasar terhadap data inflasi US yang akan rilis pada hari ini akan cenderung meningkat dibandingkan dengan sebelumnya. Proyeksi tingkat inflasi US pada bulan Agustus yakni 5,3% melambat dari sebelumnya 5,4% secara YoY. Secara MoM diproyeksikan sama melambat juga yakni 0,4% dari sebelumnya 0,5%. Namun berdasarkan proyeksi tersebut dari data PPI kemudian Consumer Expectation Inflation yang sudah rilis ada kemungkinan tingkat inflasi US lebih tinggi dibandingkan proyeksi pasar. Tapering-off The Fed Masih Menjadi Perhatian Pelaku Pasar Berdasarkan data indikator ekonomi US yang telah rilis dan cukup positif seperti PPI kemudian Consumer Expectation Inflation yang cukup baik kembali mengarahkan pandangan para pelaku pasar terhadap kebijakan pengurangan pembelian surat berharga atau tapering-off (quantitaive easing) yang kemungkinan akan dilakukan rapat dan pembicaraan kembali pada tanggal 21-23 September 2021 kemudian akan mulai diberlakukan mulai Oktober sampai akhir tahun 2021. Namun demikian, ini baru proyeksi. Bisa saja kebijakan ini memang dilakukan tahun ini namun berlanjut hingga tahun 2022 yang kemudian nantinya untuk suku bunga acuan US setelah kebijakan ini dilakukan baru akan dipertimbangkan. Artinya tidak akan dilakukan secar bersama-sama menurut kami, karena menghindari fluktuasi pasar yang terlalu tinggi. Rencana Kenaikan Tarif Pajak AS oleh Partai Demokrat Para pimpinan perwakilan Partai Demokrat di AS mencoba untuk menggulirkan kembali rencana kenaikan tarif pajak. Terutama bagi orang pribadi yang mampu dan badan usaha. Komite Ways dan Means di US House of Representatives akan memulai proses pembahasan proposal kenaikan tarif Pajak Penghasilan (PPh) untuk membiayai belanja yang membengkak akibat penanganan pandemi virus corona. Target yang ingin dicapai adaah menambah penerimaan negara sebanyak US$ 2,9 triliun dalam tempo 10 tahun. Richard Neal, Pimpinan Komite Ways and Means, mengungkapkan rencana menaikkan PPH badan yang sekarang tarifnya 21%. Sementara tarif PPh orang pribadi berpenghasilan di atas US$ 400.000 per tahun atau pasangan dengan gabungan penghasilan di atas US$ 450.000 per tahun akan dinaikkan dari 37% menjadi 39,6%. Setelah pandemi ini mereda nampaknua beberapa negara yang sebelumnya sempat melonggarkan beberapa kebijakan guna meminimalisir dampak yang signifikan, kini perlahan akan kembali diberlakukan, seperti halnya yang terjadi di Inggris yang juga sudah merenakan akan menaikkan tarif pajak untuk mengurangi pembengkakan utang negara. Perkembangan Kasus Covid-19 Dalam Negeri Perkembangan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Kemaritiman dan Investasi, mengungkapkan berbagai indikator sudah mengalami perbaikan. Konfirmasi kasus positif corona sudah turun 93% dibandingkan posisi puncak pada pertengahan Juli 2021. Khusus di Jawa-Bali, penurunannya mencapai 96%. Kemudian kasus aktif juga terus menurun, sekarang sudah di bawah 100.000. Kasus aktif adalah pasien yang masih dalam perawatan, baik di fasilitas kesehatan maupun secara mandiri. Dengan adanya perkembangan yang cukup positif ini semakin mendorong laju pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali meningkat, serta ada harapan ekonomi bisa tumbuh dan masyarakat kembali bekerja untuk meningkatkan pendapatan yang nantinya berbagai komponen dari pertumbuhan ekonomi seperti konsumsi akan terdorong naik juga.
PT. Erdikha Elit Sekuritas | Member of Indonesia Stock Exchange
Gedung Sucaco lt.3 Jalan Kebon Sirih kav.71
Jakarta Pusat 10340, Indonesia
Website : www.erdikha.com